sektor

RCN

Sabtu, 08 November 2008

PNPM MANDIRI

PROPOSAL
PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MOJOKERTO

LP3SDM “ASRI JAYA”
Sekretariat:
JL. Raya Gemekan 68 RT/RW : 002/004 Kec.Sooko
Kab.Mojokerto 61361 Jawa timur
Telp/fax. 0321-328021


DISKRIPSI PROGRAM

Nama Program
:
LP3SDM “ASRI JAYA”
Progam Pemberdayaan Masyarakat Di Kabupaten Mojokerto
Bentuk Kegiatan

:
Pafingisasi, Pembuatan Saluran Air Dan Pengelolaan Sampah Produktif
Waktu Pelaksanaan
:
Program ini dilaksanakan dalam jangka 8 bulan
Tempat Pelaksanaan

:

Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto Jawa Timur
Target Group
:
Beberapa desa berpotensi banjir dikecamatan Sooko
4 desa karena tinggi jalan rendah
8 desa karena sulitnya penyerapan air hujan dan minimnya saluran pembuangan air (got)
10 desan sebagai pilot project pengelolahan sampah produktif
Lembaga Donor
:
Dit pemukiman, pertamahan dan pemberdayaan masyarakat
Depertemen dalam negeri
Total anggaran
:
Rp. 4.000.000.000 (empat milliyar rupiah)
Rekomendasi
:
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Mojokerto
Lembaga Pengusul
:
LP3SDM ASRI JAYA
Badan Hukum
:
Akte Notaris: No.46 Nudita Rusdiani,SE.,S.Pd
Alamat Kantor
:
Jl. Raya Gemekan 68 RT/RW : 002/004 Kec.Sooko
Kab.Mojokerto 61361 Jawa Timur
Telp/fax
:
0321-328021
Rekening
:
0161014729 ASRI JAYA CABANG MOJOKERTO
NPWP Lembaga
:
02.525.548.0-602.000
Penanggung Jawab
:
Nudita Rusdiani,SE.,S.Pd
Koordinator Program
:
Afnan Hidayat
HP: 081332254100











BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Topografi
Topografi wilayah Kabupaten Mojokerto cenderung di tengah dan tinggi di bagian selatan dan utara. Bagian selatan merupakan wilayah pegunungan yang subur, meliputi Kecamatan Pacet, trawas, Gondang dan jatirejo. Bagian tengah merupakan wilayah dataran, sedangkan bagian utara merupakan daerah perbukitan kapur yang kurang subur.
 
Sekitar 30% dari seluruh wilayah Kabupaten Mojokerto kemiringan tanahnya lebih dari 15 derajat, sedangkan sisanya merupakan wilayah dataran dengan tingkat kemiringan lahan kurang dari 15 derajat.
 
Letak ketinggian kecamatan-kecamatan di wilayah Kabupaten Mojokerto rata-rata berada dibawah 500 m dari permukaan laut, kecamatan yang memiliki ketinggian tertinggi adalah Kecamatan pacet, dimana ketinggiannya berada pada lebih 700 m dari permukaan laut.
 
Secara administrative wilayah Kabupaten Mojokerto terdiri dari 18 kecamatan, 304 desa. Luas wilayah secara keseluruhan Kabupaten Mojokerto adalah 692,15 km2, dimana bila Kita amati wilayah Kecamatan Dawar blandong merupakan kecamatan dengan luas wilayah terbesar.
 
Tabel Tinggi dan Luas Daerah Menurut Kecamatan 2004
No
Kecamatan
Tinggi Rata-Rata dari Permukaan Laut (m)
Luas Daerah*) (Km2)
1
Jatirejo
140
32,98
2
Gondang
240
39,11
3
Pacet
570
45,16
4
Trawas
800
29,87
5
Ngoro
25
57,48
6
Pungging
30
48,14
7
Kutorejo
500
42,83
8
Mojosari
36
26,65
9
Bangsal
30
24,06
10
Mojoanyar
23
23,02
11
Dlanggu
17
35,42
12
Puri
70
35,65
13
Trowulan
40
39,20
14
Sooko
64
23,46
15
Gedek
26
22,98
16
Kemlagi
22
50,05
17
Jetis
35
57,17
18
Dawarblandong
75
58,93
 
Kab. Mojokerto
30
692,15
* Sumber BPS Kabupaten Mojokerto
  Keterangan :
  *)  Luas daerah tidak termasuk hutan negara
 
Sejarah
Dengan melihat sinyal pada pasal-pasal dua Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Mojokerto Nomor 22/Tap/Kdh/1973 tanggal 12 September 1973, bahwa Ketetapan tentang hari jadi tersebut bersifat sementara, maka pada masa kepemimpinan Bupati Mojokerto H. Mahmoed Zain, SH, M Si sejak awal menjabat, mulai mengadakan pendekatan, mengingat hari jadi Kabupaten Mojokerto yang telah ditetapkan pada Mojokerto yang mempunyai akar sejarah berkaitan erat dengan kebesaran Kerajaan Mojopahit. Maka mulailah dilakukan berbagai upaya untuk menelusuri hari jadi Mojokerto yang lebih berakar kepada perjuangan para pendahulu bangsa ketika pada saat kejayaannya, untuk dijadikan semangat dalam membangun dan mengabdi kepada Negara dan Bangsa saat ini serta dapat memberikan gambaran untuk mampu memberikan loncatan prestasi dimasa mendatang dengan menggali potensi yang ada di daerah.
Upaya pendekatan tersebut antara lain :
1.Pada tanggal 20 Agustus 1991 dilaksanakan "Seminar Sehari" dengan thema "Kabupaten Mojokerto Menyongsong Hari Esok"
2.Pada tanggal 8 September 1992, dilaksanakan simposium Menyongsongg Tujuh Abad Mojopahit, yang dihadiri oleh Bapak Sekjen Depdagri, Gubernur Kepala Daerah tingkat I Jawa Timur, Javanologi Surabaya, Pakar-pakar sejarah baik yang datangnya dari Kabupaten Mojokerto sendiri maupun dari luar daerah.
3.Disamping itu, berbagai pihak telah memberikan sumbang saran seperti dari kalangan Cerdik Cendikiawan, dari perguruan tinggi dari instansi baik yang datangnya dari Kabupaten Mojokerto sendiri maupun dari luar daerah.
4.Pembentukan Tim Penulisan Sejarah dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Mojokerto Nomor 438 Tahun 1992 tentang Pembentukan Tim Penulisan Sejarah Mojokerto.
Dengan memperhatikan rentetan peristiwa yang terjadi maka dapat ditetapkan 8(delapan) alternatif untuk dipertimbangkan sebagai Hari Jadi Mojokerto yaitu :
1.Pertemuan antara Perdana Menteri Mojopahit, Shi - nan - da - cha - ya dengan shih-pi, Panglima tertinggi pasukan Tar-Tar, dapat dipandang sebagai wujud pengakuan diplomatik atas Negara berdaulat dalam rangka kerjasama Internasional untuk menyerang Doho.
Hal ini akan mengacu pada tanggal 1 bulan ke 3 Tarikh Cina atau tanggal 8 April 1293.
2.Pada saat Raden Wijaya mulai mengatur strategi untuk melawan pasukan Tar-tar, saat ia memperoleh ijin dari kota Kediri ke Mojopahit pada tanggal 2 bulan ke 4 Tarikh Cina. Titik waktu ini merupakan titik awal kemenangan diplomatik dan militer dipihak Raden Wijaya, karena mulai saat tersebut secara bertahab ia berhasil mengalahkan pasukan Tar-Tar. Dalam Tarikh Masehi peristiwa tersebut adalah tanggal 9 Mei 1293.
3.Titik waktu tentara Mojopahit memperoleh kemenangan total terhadap pasukan Tar-tar. ini berarti mengacu pada keputusan pimpinan pasukan Tar-tar untuk meninggalkan Pat-shieh, pada tanggal 24 bulan 4 Tarikh Cina atau tanggal 31 Mei 1293.
Titik waktu ini ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Surabaya.
4.Titik waktu penobatan Raden Wijaya sebagaimana diceritakan pada Kitab Harsa Wijaya atau Titik waktu penerbitan Prasasti Gunung Botak.
5.Dari Khasanah Kidung, juga menunjukkan titk waktu peristiwa penting dalam sejarah Mojopahit.
6.Dari khasanah prasasti juga ditemukan titk waktu peristiwa yang erat kaitannya dengan sejarah Mopahit.
Kidung Harsa Wijaya menyebutkan bahwa Penobatan Raden Wijaya sebagai Raja Terjadi pada tanggal 12 Nopember 1293 (1215 C). Titik waktu ini dikemudian dikenal sebagai Hari Mojopahit. Prasasti Gunung Botak yang diterbitkan pada tanggal 11 September 1294 memberitakan secara panjang lebar riwayat Rajakuta Mojopahit.
7.Perjanjian Gianti yang tangani pada tanggal 13 Pebruari 1755.
8.Saat ditanda tangani penyerahan Kabupaten Japan pada tanggal 1 Agustus 1812 oleh Kesultanan Jogyakarta kepada Perintah Inggris di Jawa.
Selanjutnya setelah melalui proses pembahasan didalam sidang-sidang Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Mojokerto, mengenai Hari Jadi Kabupaten Mojokerto telah disepakati bahwa Hari Jadi Kabupaten Mojokerto adalah tanggal 9 Mei 1293 Masehi, dengan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Nomor : 09 Tahun 1993 tanggal 8 Mei 1993, tentang persetujuan Penetapan Hari Jadi Kabupaten Mojokerto, maka Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Mojokerto saat itu H. Mahmoed Zain, SH mengeluarkan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Mojokerto Nomor : 230 Tahun 1993 tanggal 8 Mei 1993 tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Mojokerto.
Dari uraian-uraian tersebut diatas disimpulkan bahwa :
Dengan tidak diberlakukannya Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Mojokerto tanggal 12 September 1973 Nomor : 22/TAP/Kdh/1973 tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Mojokerto, maka Hari jadi Mojokerto adalah tanggal 09 Mei 1293 Masehi yang selanjutnya


Perekonomian
Mojokerto sebagai daerah Agraris dan Industri  khususnya industri kecil yang implementasinya melandasi menjiwai Strategi Kebijakan Perencanaan penyelenggaraan Pemerintahan dan Pelaksanaan Pembangunan yang menyeluruh untuk membangun tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
 
Centra Home industri di Mojokerto meliputi beberapa macam, diantaranya adalah centra pembuatan patung, centra pembuatan sepatu yang merupakan centra terbesar setelah sidoarjo, centra kerajinan tangan yang menjadi unggulan di kabupaten Mojokerto, Sejarah majapahit menjadi sebuah Icon yang besar bagi perjalanan perkembangan zaman trbukti Mojokerto merupakan daerah yang sangat strategis dalam pertemuan antara central perekonomian timur dan barat jawa Timur

Koherensi Program
Selain terkenal dengan Majapahitnya, Mojokerto juga dikenal dengan sebutan kota onde-onde dan patung batu, yaitu makanan khas, karya seni pahat patung Mojokerto

Kabupaten Mojokerto disebut sebagai kota onde-onde dan pemahat patung karena kabupaten ini merupakan kabupaten yang masih menyimpan nilai budaya majapahit dan kemampuan tinggi dalam seni pahat patung.
Selain dikarenakan minimnya lahan penyerapan air hujan (karena penggorokan lahan sawah untuk perumahan) potensi banjir ini juga diakibatnya oleh dampak penggundulan hutan di daerah Pacet atau daerah tinggi di mojokerto

Sehingga mendekati musim penghujan tahun ini potensi ancaman banjir untuk beberapa daerah (terutama kecamatan Sooko yang merupakan daerah penampung air dari dataran tinggi, seperti pada saat banjir banding beberapa tahun yang lalu) amat besar kemungkinannya.

B.Tujuan Program
1.STRATEGIS
Program Early Warning System Bencana Banjir Musim Penghujan Kabupaten Mojokerto ini karena bersifat participation actions dan resech (penelitian, penanggulangan dengan peleibatan masyarakat), maka, secara strategis program ini memiliki tujuan jangka panjang yakni membekali masyarakat dengan perangkat analisa dan kepekaan terhadap datangnya banjir.

2.UMUM
Secara umum program ini bertujuan untuk membentuk lesadaran masyarakat akan pentingnya menangani bencana banjir secara dini, serta melibatkan mereka untuk menciptakan suasana masyarakat perkampungan yang bebas banjir, baik dari segi kesadaran untuk membuang sampah, kepekaan menata ruas jalan, dan saluran pembuangan air (got)

3.KHUSUS
Secara khusus program ini memili tiga tujuan utama :
1.Melakukan pembekalan terhadap masyarakat untuk sadar akan penanggulangan banjir secara dini
2.Ikut berpartisipasi dalam membangun desa yang bebas banjir.
3.Mampu mengelolah sampah produktif





















BAB II
RENCANA AKSI
A.Sasaran Program
Yang menjadi sasaran dari program ini adalah beberapa desa berpotensi banjir dikecamatan tulangan, adapun perinciannya sebagaimana berikut :
4 desa karena tinggi jalan rendah
8 desa karena sulitnya penyerapan air hujan dan minimnya saluran pembuangan air (got)
10 desa sebagai pilot project pengelolahan samapah produktif

B.Tehnik pemilihan obyek
Pemilihan obyek program ini didasarkan atas hasil analisa sementara, yang dikemudian hari akan dikaji ulang untuk memperdalam permasalahan sebagai upaya untuk penanggulangan yang lebih maksimal

C.Tehnik Rekruitment
Sebagimana yang diatur dalam undang-undang bahwa program ini harus melibatkan masyarakat sebagai pelaksana sekaligus sebagai pengawas program untuk lebih idealnya akan dibentuk tim fasilitator pendamping program dimasing-masing desa.
Agar lebih maksimal dan professional, pembentukan tim tersebut akan dilakukan recruitment melalui:
1.Publikasi dimedia massa
2.Seleksi dengan cara pengisian formulir dan uji pengalaman
3.Melakukan pelatihan trening of treners (TOT)

D.Narasi Program
Program Early Warning System Bencana Banjir Musim Penghujan Kabupaten Mojokerto ini dibagi menjadi tiga bentuk kegiatan:
1.PENINGGIAN RUAS JALAN (Pafingisasi)
Sebagaimana yang diutarakan diawal bahwa kota Mojokerto merupakan dataran rendah terutama kecamatan Sooko, maka potensi banjir amatlah besar.

Selain karena dekat sungai dan merupakan pusat populasi masyarakat tinggi, potensi banjir dikecamatan Sooko juga diakibatkan oleh rendahnya permukaan serta kurangnya lokasi pengendapan (penyerapan air hujan) Oleh karena itu meninggikan ruas jalan merupakan cara yang signifikan untuk mengantisipasi banjir pada musim penghujan.

Adapun perinciannya sebagaimana table berikut ini:
No
Nama Desa
Beban Tinggi
Ruas Jalan/km
1
Modongan
1 pafing + 15 cm P
4 x 300 meter
2
Kedung maling
1 pafing + 15 cm P
6 x 500 meter
3
Sambiroto
1 pafing + 15 cm P
4 x 500 meter
4
Blimbing sari
1 pafing + 15 cm P
7 x 350 meter

2.PEMBUATAN SALURAN AIR
Pada dasarnya kecamatan Sooko memiliki saluran irigasi yang baik, masih produktifnya sisa-sisa sungai aliran irigasi bekas jajahan belanda air dari sungai besar mampu masuk ke area persawahan hingga pemukiman, namun minimnya kesedaran masyarakat untuk menggunakan saluran irigasi sebagai media untuk pengairan dipersawahan membuat saluran tersebut banyak yang mandek dan tidak berfungsi.

Akhirnya dikala musim penghujan tiba maka seluruh ruas jalan bahkan permukiman tergenang oleh air hujan atau terjadi dibeberapa daerah tertentu aitnya mengendap dipelataran, halaman bahkan pekarangan warga. Maka dari itu pembuatan salauran pembuangan air sangat dibutuhkan.

Adapaun desa yang berpotensi banjir akibat kurangnya saluran pembuangan air sebagaimana berikut:
No
Nama Desa
Kedalaman
Panjang got / km
1
Brangkal
75 cm x 50 cm
4 x 300 meter
2
Kedung Pring
100 cm x 50 cm
6 x 500 meter
3
Sooko
100 cm x 50 cm
4 x 500 meter
4
Sambiroto
100 cm x 50 cm
7 x 350 meter
5
Dalemen
100 cm x 50 cm
6 x 500 meter
6
Mangelo
100 cm x 75 cm
6 x 500 meter
7
Wringin rejo
100 cm x 50 cm
4 x 500 meter
8
Modongan
100 cm x 75 cm
7 x 350 meter

3.PENGELOLAAN SAMPAH PRODUKTIF
Diakui atau tidak, kesadaran masyarakat untuk menanggulangi bencana banjir masih lemah, mengingat terjadinya banjir di pedesaan selain dikarenakan kurangnya lokasi pengendapan (penyerapan air hujan) juga dikarenakan tidak adanya lokasi pembuangan sampah sementara pada tiap desa.
Fakta demikian menyebabkan masyarakat membuang tumpukan sampah yang mereka miliki di pekarangan rumah, kali, got dan tempat lain yang menjadi potensi besar sebagai penyebab terjadinya banjir dikala musim penghujan.
Sehingga penyadaran terhadap mereka amatlah dibutuhkan ydan seterusnya harus difasilitasi dengan pembuatan tong sampah pada setiap 15 meter rumah warga serta ada lokasi pengelolahan sampah produktif.

Adapun perinciannya sebagaimana table berikut ini:
No
Nama Desa
Potensi Sampah
Tong sampah
1
Brangkal
+15 kg/ hari
3 slndr dan 30 bak
2
Kedung Pring
+15 kg/ hari
3 slndr dan 30 bak
3
Sooko
+15 kg/ hari
3 slndr dan 30 bak
4
Sambiroto
+15 kg/ hari
3 slndr dan 30 bak
5
Dalemen
+15 kg/ hari
3 slndr dan 30 bak
6
Mangelo
+15 kg/ hari
3 slndr dan 30 bak
7
Wringin rejo
+15 kg/ hari
3 slndr dan 30 bak
8
Modongan
+15 kg/ hari
3 slndr dan 30 bak
9
Kedung maling
+15 kg/ hari
3 slndr dan 30 bak
10
Karang kedawang
+15 kg/ hari
3 slndr dan 30 bak


E.Strategy Pelaksanaan
Strategi pelaksanaan program Program Early Warning System Bencana Banjir Musim Penghujan Kabupaten Mojokerto dibagi menjadi empat fragmen gerakan implementasi:
1.Analisa permasalahan
Untuk memaksimalkan kerja tim sebagi upaya lebih maksimalnya program untuk mencapai tujuan strategis, umum dan tujuan khusus dibutuhkan analisa permaslahan yang mendalam.
Analisa yang dilakukan tidak hanya menyangkut permaslahan yang menjadi penyebab banjir melainkan juga factor lain yang mampu mengantisipasi datangnya banjir, seperti analisa geografis dan kesadaran masyarakatnya.

2.Pelibatan masyarakat
Sesuai dengan tujuan awal bahwa, program ini lebih ditujukan untuk membentuk masyarakat yang mandiri dalam mengenatisipasi kedatangan banjir dimusim penghujan hususnya dalam waktu dekat 2008/2009 maka keterlibatan masyarakat sangat dibutuhkan.
Tanpa adanya stimulus dari tim dan pengarahan yang maksimal tentu tingkat partisipasi masyarakat akan rendah, disini kejelian tim dan fasilitator pendamping harus semaksimal mungkin, maka sebelum melakukan pendampingan kemasyarakatan dibutuhkan pengarahan tim ahli untuk membentuk tim fasilitator yang kompeteble dan maksimal didalam kerjanya (trening of trener)

3.Pelatihan dan pembentukan kelompok mandiri
TOT (trening of trener) merupakan terminan strategi untuk membentuk tim yang solid pada jajaran fasilitator (pendamping lapangan) namun tidak hanya itu saja pelatihan ini juga akan berlanjut pada tataran masyarakat bawah yang menjadi target program hingga akhirnya bias menjadi masyarakat mandiri.



BAB III
PROGRAM AKSI
A.Lokasi Pelaksanaan Program
pelaksanaan program Program Early Warning System Bencana Banjir Musim Penghujan Kabupaten Mojokerto bertempat di 13 desa di kecamatan Sooko kabupaten Mojokerto

B.Lembaga pelaksana
program Program Early Warning System Bencana Banjir Musim Penghujan Kabupaten Mojokerto dilaksanakan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bernama Lembaga Pengabdian Masyarakat (LEMPEMAS) yang berperan aktif dalam bidang pengabdian dan pemberdayaan masyarakat..

C.Tahapan pelaksanaan
program Program Early Warning System Bencana Banjir Musim Penghujan Kabupaten Mojokerto akan dilaksanakan selama 8 bulan dengan pertimbangan 3 bulan pertama masa pancaroba dan awal musim penghujan dan seterusnya dimusim penghujan
adapun schedullenya sebagaimana berikut:
No
Rincian kegiatan
Bulan ke
1
2
3
4
5
6
7
8
1
Persiapan
Analisa permaslahan dan kebutuhan
Pengajuan program
Sosialisasi Program
































2
Sosialisasi Kegiatan
Rekruitmen fasilitator pendamping
Perencenaan program implementatif
























3
Bina Usaha
Padat karya
Padat Usaha
























4
Evaluasi dan tindak lanjut
Penyusunan laporan Kegiatan
















D.Evaluasi
Untuk mengetahui hasil kerja tim, dibutuhkan evaluasi, adapun evaluasinya dibagi menjadi tiga system evaluasi:
1.Evaluasi kerja
Evaluasi kerja adalah bentuk evaluasi procedural dari kerja tim untuk mengatahui maksimal tidak proses kerja yang dilakukan, evaluasi ini bentuknya rutinitas sesuai dengan kesepatakan tim program kerja dan fasilitator pendamping.

2.Evaluasi Inmateriil
Evaluasi in materril merupakan bentuk evaluasi yang tujuang untuk mengukur keberhasilan kerja tim yang bentuk penyadaran dan pengembangan SDM. Dan evaluasi ini juga dilakukan rutinitas antara masyarakat dan tim kerja program beserta fasilitator pendamping.

3.Evaluasi General
Evaluasi diakhir program yang hasilnya dijadikan sebagai bahan rujukan untuk menentukan rencana tindak lanjut.

E.Indikator keberhasilan
Terciptanya masyarakat yang sadar dan mandiri untuk menanggulangi bencana banjir di kabupaten Mojokerto.

Terbentukanya kelompok masyarakat yang sadar banjir dan memahami factor-faktor penyebab banjir

Terbentuknya kelompok usaha warga untuk mengelolah sampah produktif







BAB IV
ESTIMASI DANA
No
Uraian
Volume
Harga
Jumlah
1
Biaya investasi





Pengadaan computer
3
Unit
15.000.000
45.000.000

Posko konsolidasi
3
Unit
5.000.000
5.000.000

Pengadaan inventaris kantor
3
Unit
10.000.000
30.000.000





80.000.000
2
Biaya Oprasional





Gaji penanggung jawab
8
BLN
3.000.000
24.000.000

Gaji Koordinator Program
8
BLN
2.500.000
20.000.000

Fasilator Pendamping
13
Org
8x1.500.000
156.000.000

Pengawas warga
13
Org
8x750,000
78.000.000

Kontrak warga Tukang
13
0rg
10.000.000
130.000





278.130.000
3
Biaya material





Pafingisasi
4
Ds
70.000.000
280.000.000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

masuk