sektor

RCN

Minggu, 01 November 2009

KONSEP PENDIDIKAN KERAKYATAN TAN MALAKA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN ISLAM

oleh FURQON ULYA HIMAWAN NIM.

ABSTRACT
Pendidikan di Indonesia belum merdeka karena ilmu pengetahuan yang diajarkan belum dapat membebaskan subjek didik menjadi manusia yang mandiri secara sosial dan ekonomi, malah terperangkap dalam feodalisme baru dengan mengejar gelar tanpa isi keilmuan aktual. Hal tersebut mengakibatkan bertambahnya pengangguran kaum terpelajar, dan rakyat mulai frustasi menghadapi dunia pendidikan yang makin elitis, feodalistik, mahal, dan tidak terkait dengan realitas. Dengan demikian dibutuhkan pendidikan yang dapat menyerap realita dan mengembangkan manusia agar menjadi pribadi yang kritis, kreatif, dan dinamis dalam menghadapi tantangan zaman. Adalah Ibrahim Datuk Tan Malaka, seorang pejuang revolusioner menawarkan sebuah konsep pendidikan yang bersifat kerakyatan. Sehingga tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengungkap dan mendeskripsikan bagaimana konsep pendidikan kerakyatan Ibrahim Datuk Tan Malaka dan mencari relevansinya dengan Pendidikan Islam.

Penelitian ini dilihat dari jenisnya merupakan penelitian kepustakaan (library research). Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan historis-filosofis. Pendekatan ini dianggap relevan dengan tujuan dan objek penelitian ini karena objek kajian dalam penelitian ini merupakan pemikiran tokoh, yang di situ membutuhkan pendekatan historis untuk mengkaji biografi dan peran sang tokoh. Sedangkan pendekatan filosofis digunakan untuk mengurai persoalan-persoalan yang mendasar dari konsep pendidikan kerakyatan yang digagas oleh sang tokoh, sehingga penulis bisa menjelaskan secara reflektif, analitik dan kritik.

Dari hasil penelitian, penulis berhasil menemukan jawaban dari pokok permasalahan. Pertama; Konsep pendidikan Ibrahim Datuk Tan Malaka adalah: berbasis pada rakyat, demokrasi dan sebuah usaha untuk memerdekakan rakyat Indonesia dari penjajahan Belanda. Mendidik murid berpikir realistis, kritis, dinamis, dan logis, agar dapat dengan mudah menghadapi tantangan jaman mencapai kemandirian. Mengajarkan organisasi untuk membentuk kepribadian tangguh dan percaya diri dalam segala hal. Memberikan kebebasan kepada murid menentukan sikap, pilihan serta bertanggung jawab atas pilihannya, dengan rasa tanggung jawab. Dan berorientasi ke bawah, artinya mendidik murid untuk mencintai kaum kromo dan pekerjaannya (bertani, berladang, bertukang). Kedua; Mempunyai relevansi dengan pendidikan Islam. Secara garis besar terdapat dalam tiga aspek, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik, dan secara tersirat dapat dilihat dari tujuan pendidikannya yang menekankan pengoptimalan fungsi akal sebagai potensi manusia, serta seruan untuk menolong yang lemah dan tertindas, ini adalah seruan yang selalu ditekankan dalam al-Quran dan Nabi Muhammad SAW. Juga seruan untuk membaca (iqra’), membaca diri sendiri atau andir (analisis diri), dan membaca alam sekitar atau ansos (analisis sosial), dalam pendidikan Islam ini merupakan fungsi paling utama. Metode-metode yang digunakan juga dapat menjadi faktor pendukung bagi tercapainya tujuan pendidikan Islam. Jadi pada intinya konsep pendidikan kerakyatan Tan Malaka memiliki relevansi dengan pendidikan Islam, terlebih untuk menjawab tantangan jaman globalisasi sekarang di mana dibutuhkan pendidikan yang menyerap realita dan mampu menjawab realitas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

masuk