sektor

RCN

Minggu, 01 November 2009

LUKISAN FILSAFAT

Oleh : Listiyono Santoso

A. ABSTRAKSI LUKISAN

Arti dan Makna Filsafat
Secara etimologi berasal dari kata Philoso-phia (Yunani) :
Philein artinya mencintai atau Philos artinya teman
Sophos artinya bijaksana atau Sophia artinya kebijaksanaan
Secara terminologi :
Filsafat sebagai sikap dan keperca-yaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis.
Filsafat sebagai proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang kita junjung tinggi.
Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan.
Filsafat sebagai analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep.
Filsafat sebagai sekumpulan proble-ma-problema langsung yang menda-pat perhatian dari manusia.
Latar Belakang Lahirnya Filsafat
Dari Mitos menuju Logos
Abad Yunani kuno dianggap sebagai titik tolak lahirnya filsafat
Asal Mula Filsafat
Empat hal yang melahirkan filsafat
Ketakjuban
Ketidapuasan
Hasrat untuk bertanya
Keraguan
Filsafat Hidup dan Filsafat Akademik
Filsafat Hidup suatu pandangan hidup yang menjadi pedoman dalam pengaturan sikap, cara dan tingkah laku hidup sehari-hari dalam rangka mencapai tujuan hidup dan bersifat tertutup. Contoh : Tradisi Nyadran, Tradisi ‘bersih desa’, dll. Filsafat Akademik suatu sikap hidup rasional dan terbuka yang dipelajari dan ditemukan secara metodik dan sistematik menurut pendekatan-pendekatan tertentu dalam rangka mencapai kebenaran mengenai suatu objek. Contoh : Marxisme, Naturalisme, dll
Sifat Dasar Filsafat
Berpikir Radikal: menemukan akar seluruh kenyataan
Mencari Asas: menemukan sesuatu yang menjadi esensi realitas
Memburu Kebenaran
Mencari Kejelasan: baik kejelasan pengertian maupun kejelasan intelektual
Berpikir Rasional; logis, sitematis dan kritis
Peranan Filsafat
Pendobrak: ketika intelektualitas tertawan dalam penjara tradisi dan kebiasaan
Pembebas: membebaskan manusia dari ketidak-tahuan dan cara berpikir mistis
Pembimbing: manusia menjadi rasional
Problema Filsafat
Problema hidup sehari-hari
Problema filsafat tidak tetap
Pemikiran filsafat mempunyai ciri khas menimbulkan gejolak
Filsafat Modern saat ini kehilangan orientasi
lebih terkonsentrasi pada sejarah filsfat,
pembahasan tentang istilah dan bahasa yang dipakai untuk memaparkan pikiran-pikiran
Empat (4) Pendekatan Filsafat:
Pendekatan Definisi
Pendekatan Sistematika
Pendekatan melalui tokoh dan aliran
Pendekatan Sejarah

Mengapa kita memerlukan Filsafat ?
adanya perubahan besar dalam cara manusia berpikir, dalam nilai dan praktek utamanya perubahan mengenai dasar-dasar kehidupan manusia dan masyarakat,
adanya pertarungan ideology (isme-isme) dunia sebagai tantangan sekaligus ancaman

Fungsi Filsafat (Secara Umum)
Filsafat membantu untuk mendalami pertanyaan-pertanyaan asasi tentang makna realitas (filsafat teoritis) dan lingkup tanggungjawabnya (filsafat praktis) melalui 2 jalur: sistematik dan historis
Kemampuan ini memberikan 3 kemampuan yang
dibutuhkan manusia, yaitu:
suatu pengertian lebih mendalam tentang manusia dan dunia,
kemampuan untuk menganalisis secara terbuka dan kritis argumentasi-argumentasi, pendapat-pendapat, tuntutan-tuntatan dan legitimasi-legitimasi dari pelbagai ideology (filsafat menjadi KRITIK IDEOLOGI)

Filsafat di Indonesia
Membantu masyarakat untuk mengambil sikap yang sekaligus terbuka dan kritis dalam menghadapi tantangan modernitas,
Filsafat merupakan sarana baik untuk menggali kembali kekayaan kebudayaan, tradisi-tradisi serta untuk mengaktualisasikannya bagi Indonesia modern yang sedang dibangun,
Sebagai kritik ideology, filsafat membangun kesanggupan untuk membuka kedok-kedok ideologis pelbagai bentuk ketidakadilan social dan pelanggaran HAM,
Filsafat merupakan dasar paling luas untuk berpartisipasi secara kritis dalam kehidupan intelektual bangsa,
Filsafat menyediakan dasar dan sarana sekaligus bagi diadakannya dialog di antara agama-agama dan ideology-ideologi
Persiapan dalam (ber)Filsafat:
1.Berfilsafat mensyaratkan 4 sikap batin yeng mendukung komunikasi secara efektif,
a)Keberanian menguji secara kritis hal-hal yang kita yakini;
b)Kesediaan untuk mengajukan argumen dan tanggapan;
c)Tekad untuk menempatkan upaya mencari keberanian di atas kepuasaan karena menang/kecewa karena kalah dalam perdebatan;
d)Kemampuan untuk memisahkan kepribadian seseorang dari materi diskusi
2.Berfilsafat adalah ketrampilan yang harus dikembangkan dgn praktek,
3.Kita akan serentak belajar filsafat dan berfilsafat,
4.Dalam berfilsafat seseorang tidak berpegang pada pendapatnya sendiri saja.
5.Jangan mencampuradukkan antar berfilsafat secara produktif dan praktik psikologi
6.Filsafat memiliki 2 sisi yakni kritis dan konstruktif
7.Sewaktu mengkritisi klaim-klaim filsafat usahakan mengukur seberapa kuta kritik anda


Cabang-cabang Filsafat
1.Yang Ada dibahas dalam Ontologi atau Metafisika Umum
2.Pengetahuan (knowledge):
a) Epistemologi
b) Logika
3.Nilai (value/axios)
a) Etika
b) Estetika

B.WARNA LUKISAN

Aspek Ontologi (BEING, WHAT, WHO)
Filsafat dipelajari karena ketakjuban manusia atas fakta (Plato + Aristoteles, 381-322 SM).
Philosophi = The Greek Miracle (Keajaiban Yunani).
Philein = Philos = Cinta
Sophia = Kebijaksanaan
Filsafat :
Ÿ Ilmu tentang Kebijaksanaan atau Ilmu mencari kebijaksanaan
Ÿ Ilmu pengetahuan umum tentang kebijaksanaan / kebenaran
Filsuf = Pencinta / Pencari Kebenaran atau kebijaksanaan (K)
= Pencari kebijaksanaan (relatif) akal budi untuk tindakan.
Kebijaksanaan Absolut : - ada pada Tuhan
- Adimanusiawi
Pythagoras (582-496 SM) -> Seorang Filsuf = Filosofos -> mendapatkan Rumus Pythagoras, namun tidak merasa hebat.
® Philosophos = Kawan kebijaksanaan, bukan orang bijaksana
= Pencari / Pencinta Kebijaksanaan
Bukan Sofis yang merasa hebat tahu segalanya.
Mitos = kepercayaan akan kebenaran (mis. Hantu) merupakan warisan turun temurun, tabu ditanyakan, dan menghindari ratio (logos, akal budi)
Setiap fakta dari aspek ontologi dapat dinyatakan kebenaran definisinya dan dapat dipandang dari dua obyek, yaitu obyek materi dan obyek formal.
Filsafat (Ontologi) : Ilmu tentang kebijaksanaan atau kebenaran
Yang dipelajari adalah obyek sebenarnya
Obyek sebenarnya :
Ÿ Obyek materi : Seluruh fakta kenyataan, misalnya : manusia, alam, dll
Ÿ Obyek formal : bidang kajian semua pengetahuan, mis : biologi, faal, kedokteran, dll
Menurut Witgenstein, Titus :
Filsafat : Usaha untuk menyatakan kebenaran fakta secara menyeluruh, mendalam dan sejelas mungkin.

Aspek Aksiolog
A. Filsafat = Ilmu tanpa batas dan universal untuk menemukan pengetahuan secara menyeluruh dan dapat diungkapkan dengan jelas
B. Filsafat = Ilmu yang mencari kebenaran paling dalam tentang seluruh kenyataan.
Usaha menjawab secara metodis, sistematis koheren tentang seluruh fakta / kenyataan
C. Filsafat = Ilmu pengetahuan umum untuk mencari kebenaran seluruh fakta / kenyataan


® Filsafat (Aksiologi) : Adalah untuk mencari kebenaran tentang
seluruh fakta / kenyataan.
® Kegunaannya : 1. Menemukan kebenaran
2. Menimbulkan keyakinan
3. Menemukan ide
Aspek Epistemologi
WHY :
karena keinginan berfilsafat untuk menemukan kebenaran dengan :

Ÿ memakai ratio-logos-akal budi. Seterusnya ditanyakan mengapa
benar karena didiskusikan, dianalisis dengan ratio untuk
menemukan kebenaran.
Ÿ mengapa ditanyakan oleh karena :

1. Ketakjuban akan dirinya “yang ada” (Plato & Aristoteles ± 350 SM), dan
ketakjuban akan moral hukum dan langit dengan bintang. Imanuel Kant
(± 1750) memikirkan untuk ditemukan bagaimana kebenarannya.

2. Kesangsian kemampuan panca indra (Agustinus ± 400, Descartes
±1600) karena indrawi seringkali menipu -> bagaimana kebenarannya

3. Kesadaran eksistensi dirinya yang kecil dibanding alam semesta
-> bagaimana kebenaran fakta / kenyataan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

masuk