sektor

RCN

Minggu, 04 Januari 2009

biografi filosof

PLATO
Plato (bahasa Yunani Πλάτων) (lahir sekitar 427 SM - meninggal sekitar 347

SM) adalah filsuf Yunani yang sangat berpengaruh, murid Socrates dan guru

dari Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (dalam bahasa

Yunani Πολιτεία atau Politeia, "negeri") di mana ia menguraikan garis besar

pandangannya pada keadaan "ideal". Dia juga menulis 'Hukum' dan banyak dialog

di mana Socrates adalah peserta utama.

Sumbangsih Plato yang terpenting tentu saja adalah ilmunya mengenai ide.

Dunia fana ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada dunia

ideal. Di dunia ideal semuanya sangat sempurna. Hal ini tidak hanya merujuk

kepada barang-barang kasar yang bisa dipegang saja, tetapi juga mengenai

konsep-konsep pikiran, hasil buah intelektual. Misalkan saja konsep mengenai

"kebajikan" dan "kebenaran".

Salah satu perumpamaan Plato yang termasyhur adalah perumpaan tentang orang

di gua.

Ada yang berpendapat bahwa Plato adalah filsuf terbesar dalam sejarah

manusia. Semua karya falsafi yang ditulis setelah Plato, hanya merupakan

"catatan kaki" karya-karyanya saja.

ARISTOTELES
Aristoteles (Bahasa Yunani: ‘Aριστοτέλης Aristotélēs), (384 SM – 322 SM)

adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander yang

Agung. Ia menulis berbagai subyek yang berbeda, termasuk fisika, metafisika,

puisi, logika, retorika, politik, pemerintahan, etnis, biologi dan zoologi.

Bersama dengan Socrates dan Plato, ia dianggap menjadi seorang di antara tiga

orang filsuf yang paling berpengaruh di pemikiran Barat.
Masa muda

Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani

(dahulunya termasuk wilayah Makedonia tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah

tabib pribadi Raja Amyntas dari Makedonia. Pada usia 17 tahun, Aristoteles

bergabung menjadi murid Plato. Belakangan ia meningkat menjadi guru di

Akademi Plato di Athena selama 20 tahun. Aristoteles meninggalkan akademi

tersebut setelah Plato meninggal, dan menjadi guru bagi Alexander dari

Makedonia. Saat Alexander berkuasa di tahun 336 SM, ia kembali ke Athena.

Dengan dukungan dan bantuan dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya

sendiri yang diberi nama Lyceum, yang dipimpinnya sampai tahun 323 SM.

Kontribusi dan karya

Filsafat Aristoteles berkembang pada waktu ia memimpin Lyceum, yang mencakup

enam karya tulisnya yang membahas masalah logika, yang dianggap sebagai

karya-karyanya yang paling penting, selain kontribusinya di bidang

metafisika, fisika, etika, politik, kedokteran dan ilmu alam.

Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan

mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Karyanya ini

menggambarkan kecenderungannya akan analisa kritis, dan pencarian terhadap

hukum alam dan keseimbangan pada alam. Plato menyatakan teori tentang

bentuk-bentuk ideal benda, sedangkan Aristoteles menjelaskan bahwa materi

tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis). Selanjutnya ia menyatakan

bahwa bentuk materi yang sempurna, murni atau bentuk akhir, adalah apa yang

dinyatakannya sebagai theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani

sekarang dianggap berarti Tuhan.

Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive

reasoning), yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari

setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian

ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir

induktif (inductive thinking).

Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah

gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki.

Karena luasnya lingkup karya-karya dari Aristoteles, maka dapatlah ia

dianggap berkontribusi dengan skala ensiklopedis, dimana kontribusinya

melingkupi bidang-bidang yang sangat beragam sekali seperti fisika,

astronomi, biologi, psikologi, metafisika (misalnya studi tentang

prisip-prinsip awal mula dan ide-ide dasar tentang alam), logika formal,

etika, politik, dan bahkan teori retorika dan puisi.
Pengaruh

Meskipun sebagian besar ilmu pengetahuan yang dikembangkannya terasa lebih

merupakan penjelasan dari hal-hal yang masuk akal (common-sense explanation),

banyak teori-teorinya yang bertahan bahkan hampir selama dua ribu tahun

lamanya. Hal ini terjadi karena teori-teori tersebut karena dianggap masuk

akal dan sesuai dengan pemikiran masyarakat pada umumnya, meskipun kemudian

ternyata bahwa teori-teori tersebut salah total karena didasarkan pada

asumsi-asumsi yang keliru.

Dapat dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran

Barat dan pemikiran keagamaan lain pada umumnya. Penyelarasan pemikiran

Aristoteles dengan teologi Kristiani dilakukan oleh Santo Thomas Aquinas di

abad ke-13, dengan teologi Yahudi oleh Maimonides (1135 – 1204), dan dengan

teologi Islam oleh Ibnu Rusyid (1126 – 1198). Bagi manusia abad pertengahan,

Aristoteles tidak saja dianggap sebagai sumber yang otoritatif terhadap

logika dan metafisika, melainkan juga dianggap sebagai sumber utama dari ilmu

pengetahuan, atau "the master of those who know", sebagaimana yang kemudian

dikatakan oleh Dante Alighieri.
Rene Descartes
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

René Descartes

René Descartes (IPA: ʀəˈne deˈkaʀt; lahir di La Haye, Perancis, 31 Maret 1596

– wafat di Stockholm, Swedia, 11 Februari 1650 dalam umur 53 tahun), juga

dikenal sebagai Renatus Cartesius dalam literatur berbahasa Latin, merupakan

seorang filsuf dan matematikawan Perancis. Karyanya yang terpenting ialah

Discours de la méthode (1637) dan Meditationes de prima Philosophia (1641).

Descartes, kadang dipanggil "Penemu Filsafat Modern" dan "Bapak Matematika

Modern", adalah salah satu pemikir paling penting dan berpengaruh dalam

sejarah barat modern. Dia menginspirasi generasi filsuf kontemporer dan

setelahnya, membawa mereka untuk membentuk apa yang sekarang kita kenal

sebagai rasionalisme kontinental, sebuah posisi filosofikal pada Eropa abad

ke-17 dan 18.

Pemikirannya membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa karena pendapatnya yang

revolusioner bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa

seseorang bisa berpikir.

Dalam bahasa Latin kalimat ini adalah: cogito ergo sum sedangkan dalam bahasa

Perancis adalah: Je pense donc je suis. Keduanya artinya adalah:
"Aku berpikir maka aku ada". (Ing: I think, therefore I am)

Meski paling dikenal karena karya-karya filosofinya, dia juga telah terkenal

sebagai pencipta sistem koordinat Kartesius, yang mempengaruhi perkembangan

kalkulus modern.

Blaise Pascal (1623-1662) berasal dari Perancis. Minat utamanya ialah

filsafat dan agama, sedangkan hobinya yang lain adalah matematika dan

geometri proyektif. Bersama dengan Pierre de Fermat menemukan teori tentang

probabilitas. Pada awalnya minat riset dari Pascal lebih banyak pada bidang

ilmu pengetahuan dan ilmu terapan, di mana dia telah berhasil menciptakan

mesin penghitung yang dikenal pertama kali. Mesin itu hanya dapat menghitung.

teori-teorinya
probabilitas
Dalam matematika, probabilitas adalah nilai kemungkinan terjadinya suatu

kejadian. Nilainya di antara 0 dan 1. Kejadian yang mempunyai nilai

probabilitas 1 adalah kejadian yang pasti terjadi, dan tentu tidak akan

mengejutkan sama sekali. Misalnya matahari yang masih terbit di timur sampai

sekarang. Sedangkan suatu kejadian yang mempunyai nilai probabilitas 0 adalah

kejadian yang mustahil atau tidak mungkin terjadi. Misalnya seekor kambing

melahirkan seekor sapi.

Baruch de Spinoza
Baruch de Spinoza (24 November 1632 – 21 Februari 1677) (Bahasa Ibrani: ברוך

שפינוזה) adalah filsuf keturunan Yahudi dari keluarga yang bermigrasi ke

Belanda. Pikiran-pikirannya berakar dalam tradisi Filsafat Yahudi yang

dirintis sejak Philo yang menggabungkan agama Yahudi dengan Filsafat Yunani.

Ciri pokok pemikiran Yahudi adalah usaha memadukan ilmu pengetahuan dan

mistik.

John Locke
John Locke (29 Agustus 1632 – 28 Oktober 1704) adalah filsuf dari Inggris

dengan pandangan empirisme. Ia sering disebut sebagai tokoh yang memberikan

titik terang dalam perkembangan psikologi. Teori yang sangat penting darinya

adalah tentang gejala kejiwaan adalah bahwa jiwa itu pada saat mula-mula

seseorang dilahirkan masih bersih bagaikan sebuah "tabula rasa".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

masuk