sektor

RCN

Jumat, 16 April 2010

MASTER PLAN YAYASAN PENDIDIKAN DAN SOCIAL AR-ROSYID PROGRAM BERSAMA 5 TAHUN (2009 – 2014)

Berangkat dari keresahan yang terjadi dalam tubuh lembaga dengan konflik yang tidak sehat karena minimnya pengetahuan atas (MK) Managemen Konflik yang seharusnya diterapkan dalam setiap organisasi ditingkat apapun, yang lebih mengenaskan lagi adalah konflik ini terjadi dikarenakan kesalafahaman dan kelemahan pengetahuan untuk menjalankan amanah organisasi.
Terlepas dari semua itu, kami mencoba memberikan penawaran konsep yang kami dapat dari lembaga yang secara situasi dan kondisi sama dengan lembaga yang kita cintai. Semoga bermanfaat.

A. Pengertian

Master Plan YPS Ar-Rosyid adalah : suatu gerakan dalam pengembangan dan pemberdayaan civitas lembaga YPS Ar-Rosyid dalam membentuk kemandirian gerak pendidikan, Ekonomi dan Politik di lingkungan YPS Ar-Rosyid agar tercipta image public sebagaimana cita-cita lembaga. Ruang gerak dari grand desain ini melingkupi segala aspek organisasi (Pengurus Ponpes. Nyai Hj. Ashfiyah, BEM STAI AR-ROSYID, PK. PMII AR-ROSYID, Al-Banjari, Karate, dll) serta institusi pendidikan (Ponpes. Nyai Hj. Ashfiyah, MA. AR-ROSYID dan STAI AR-ROSYID) di bawah lembaga YPS Ar-Rosyid baik bersifat otonom maupun structural.

B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan Tujuan Master Plan YPS Ar-Rosyid adalah sebagaimana berikut :
1. Terbentuknya kesatuan gerakan
2. Pemberdayaan santri dan Alumni secara maksimal
3. Pemberdayaan Organisasi
4. Pembentukan ekonomi mandiri lembaga
5. Melatih kemandirian Ekonomi, pendidikan, sosial dan politik santri
6. Mempertajam daya saing belajar santri
7. Mencetak santri dan alumni dalam menatap keadaan civil society

C. Soft Desain

1. Pondok Pesantern Nyai Hj. Ashfiyah

PROGRAM STANDAR
Pendidikan Realitas pendidikan pondok pesantren adalah centrum gerakan pendidikan di Indonesia, namun tak banyak pondok pesantren yang mampu memberikan pendidikan bagi santrinya yang bersifat aplikasi sosial terhadap ilmu yang sudah digali. Artinya hanya sedikit pondok pesantren yang mampu memberikan trobosan pendidikan pondok pesantren yang kaya akan referensi-referensi klasik melalui pendekatan kultur sosial yang telah berkembang. Hal ini menjadikan pondok pesantren merupakan intitas lembaga pendidikan yang jauh dari persinggungan sosial.
Berangkat dari pembacaan realitas lembaga pondok pesantren diseluruh Indonesia, maka kita memerlukan terobosan pendidikan yang mampu menerjemahkan kekayaan referensi-referensi klasik agar alumni santri tidak mengalami kecanggungan saat kembali pada masyarakat riil tanpa meninggalkan budaya pesantren yang telah mengkultus.
Adapun trobosan tersebut adalah sebagaimana berikut :
• Memfokuskan pendidikan pondok pesantren Nyai Hj. Ashfiyah (memberikan titik fokus pendidikan yang akan ditransformasikan kepada santri)
• Membentuk kerangka tujuan pengembangan pendidikan santri (menentukan titik awal keberhasilan santri ; menjadi da’i, Fuqaha (cendekiawan muslim))
• Pembelajaran organisasi (tujuan dan titik fokus tidak akan terlaksana dengan baik bila pelaku pengembangan pendidikan sendiri masih amburadul). Karenannya pendidikan organisasi teramat penting, terutama bagi generasi penerus lembaga
Ekonomi Jauh sebelum pendidikan di Indonesia memiliki sistem yang baku serta kekuatan pendanaan yang besar, Pondok pesantren sudah menjadi lembaga pendidikan yang mandiri, termasuk dalam persoalan ekonomi, Tebuireng; memiliki berhektar-hektar lahan persawahan, investari pertambangan di luar Jawa, serta bank syariah yang dinahkodai para alumni dan juga sumbangan alumni yang sudah mampu menjadi tokoh Nasional diberbagai sektor. Gontor; juga tak ubahnya Tebuireng, memiliki badan usaha sebagai penopang dana untuk pengembangan pendidikan Gontor, lihat saja berapa hektar lahan kelapa sawit di kalimantan sebagai investasi kekuatan ekonomi, koperasi serta percetakan yang dikembangkan melalui santri dan alumni. Sidogiri; pondok pesantren klasik yang dibungkus dengan kemegahan menejemen dengan hasil luar biasa melalui program BMT yang di canangkan dengan memanfaatkan jaringan alumni. kini kekuatan ekonomi ketiga pondok pesantren tersebut tak ubahnya sikaya yang dermawan terhadap santri yang membutuhkan media pengembangan pendidikan didalam tubuh lembaga mereka sendiri.
Apakah kita (ponpes Nyai Hj. Ashfiyah) akan mampu seperti ponpes-ponpes besar, karena kita tidak memiliki hektaran sawah dan juga modal untuk mengembangkanbadan usaha perekonomian atau menanam saham investasi..?
Kami meyakini bahwa ketiga ponpes tersebut tak ubahnya seperti ponpes Nyai Hj. Ashfiyah, yaitu berangkat dari lembaga yang sederhana. Kita bisa seperti mereka, manakala kita mau belajar dari pengalaman yang telah mereka lakukan. Sistem kekuatan ekonomi yang mereka kembangkan sebagaimana beriut :
• Memanfaatkan kekuatan alumni (pembentukan badan usaha yang dikelolah oleh para alumni sebagai kekuatan jaringan)
• Masifita pendidikan organisasi (memberikan pembelajaran santri melalui restrukturalisasi organisasi, serta bagaimana mengembangkan organisasi) melalui pemanfaatan organisasi pondok pesantren tingkat Lokal, Regional maupun Nasional
• Memanfaatkan program-program pemerintah daerah serta pusat yang dicanangkan untuk pondok pesantren (banyak program dari daerah maupun pusat untuk pondok pesantren, namun kenapa kita tidak mau mencoba untuk belajar dari program-program tersebut)
Organisasi Ada pepatah mengatakan; tidak penting jenis kapalnya, yang penting adalah nahkodanya, mau dibawa kemana kapal berlayar dan berlabuh..?
Merujuk dari pepatah tersebut, maka kita akan peroleh maksud yang cukup besar, yaitu, tidak perlu kita menengok siapa dan jadi apa diri kita, akan tetapi menengok bagaimana kita berproses tuk menuju apa yang kita cita-citakan. Karenannya sangatlah penting bagi santri untuk belajar dalam proses organisasi, agar keilmuan yang telah didapat di pondok pesantren dapat teraktualisasikan dalam organisasi. Karena simbol pemimpin yang baik dalam kacamata sosial masyarakat adalah pemimpin yang mampu membimbing masyarakatnya untuk mandiri.
Dalam organisasi apapun ada bebarapa syarat yang harus terpenuhi :
• Adanya komunitas (komunitas ini terbentuk melalui gerakan kesamaan prinsip dan ideologi)
• Adanya arus timbal-balik (organisasi tidak akan bisa berkembang manakala organisasi tersebut hanya memiliki arus timbal, atau sebaliknya. Hal ini dikarenakan keadaan sosial masyarakat yang berubah-ubah. Karenanya pengembangan organisasi harus ada arus timbal-balik)
• Adanya kemauan (Naif, bila kita mengatakan bahwa; organisasi besar karena didalam organisasi tersebut banyak orang yang besar pula. Yang benar adalah; organisasi bisa besar ketika orang yang ada didalamnya memiliki kemanuan yang kuat untuk menjadi besar)
2. STAI AR-ROSYID

PROGRAM STANDAR
Mahasiswa adalah manusia tertinggi dalam struktur sosial didunia ini (Nurkhalis Majid; red-) artinya, kajian-kajian yang ada dalam lingkungan mahasiswa merupakan kajian tingkat tinggi dalam struktuk keilmuan pendidikan. Karenannya peran mahasiswa menjadi penting dalam mengontrol sosial (agent of control) dan menjadi titik perubahan positif (agent of change) bagi bangsa.
Namun, mahasiswa tidak akan mencapai puncaknya ketika apa yang mereka dapatkan dikampus hanya direalisasikan melalui bentuk nilai-nilai UTS/UAS serta kewajiban-kewajiban akademik saja. Karena letak pengembangan nilai-nilai tersebut hanya dapat diaplikasikan melalui kegiatan diluar kewajiban akademik. Karenanya menyeimbangkan kegiatan akademik dengan kegiatan diluar akademik amatlah penting. Semoga hal ini akan menjadi pencerahan :
Pendidikan Pendidikan ditingkat Perguruan Tinggi sangatlah penting, sebagai bentuk entitas pembelajaran menuju agent of contol dan agent of change. Namun pendidikan yang kami maksud adalah pendidikan pengembangan yang hanya didapat diluar jam atau ruang-ruang perkuliahan, namun tidak akan terlepas dari pondasi-pondasi pakem yang diajarkan dalam dunia akademik dengan mengembangkan potensi mahasiswa yang memiliki kemauan besar dalam mata kuliah tertentu dengan jalan sebagaimana berikut ;
• Diskusi (diskusi merupakan forum terdalam dari proses pendidikan yang mudah diterapkan dengan hasih yang memuaskan)
• Study komparatif (pendalaman materi melalui diskusi silang dengan kampu-kampus di luar STAI AR-ROSYID)
Organisasi Organisasi bagi mahasiswa tak ubahnya jiwa dalam tubuh manusia. Mahasiswa tanpa organisasi hanya akan menjadi zombie dan sombong akan kemampuan yang telah didapat dalam bangku-bangku perkuliahan. Organisasi pula yang membentuk karakter mahasiswa untuk menjadi manusia yang mandiri dalam menentukan langkahnya. Namun, lagi-lagi organisasi mahasiswa tidak akan berkembang bila tidak memenuhi syarat-syarat sebagaimana berikut :
• Kemauan/motivasi (kemauan/motivasi menempati urutan tertinggi dalam sebuah organisasi. Hal ini sangatlah wajar, karena kemauan menentukan besar-kecilnya pengaruh organisasi tersebut dalam civil society)
• Jaringan (yang kami maksud jaringan adalah; ilmu, sistem, pengalam yang ada diluar lembaga sebagai bahan pertimbangan untuk melangkah dalam mengembangkan organisasi)

D. Hard Desain
Kami mengambil dua lembaga (Ponpes Nyai Hj. Ashfiyah dan STAI AR-ROSYID) ini karena keduanya memiliki kesamaan istiqamah gesekan-gesekan keilmuan yang bersifat sosial. Karenanya kami memberikan gambaran sistem kerja dua lembaga tersebut untuk kepentingan yang lebih besar, yaitu pengembangan YPS AR-ROSYID sebagaimana berikut :
1. Gambar 1.1 (system Batm-Up)








2. Gambar 1.2

2. Gambar 1.2 (system Top-Down)
















3. Keterangan Gambar 1.1 dan 1.2
PROGRAM GERAKAN
Yayasan Ponpes Ormawa
Gambar 1.1 merupakan gambaran gerakan yang bersifat batm-up (dari bawah keatas); artinya gerakan diawali dari organisasi-organisasi yang ada dibawah naungan YPS AR-ROSYID yang kemudian baru dikoordinasikan dengan jajaran pimpinan diatasnya. Dengan begini, santri dan mahasiswa terpilihlah yang akan dipakai oleh YPS AR-ROSYID untuk melaksanakan gerakan yang disepakati bersama. Sedangkan gambar 1.2 merupakan gerakan yang bersifat top-down (dari atas kebawah); artinya gerakan diawali dari YPS AR-ROSYID yang kemudian baru dikoordinasikan dengan jajaran pimpinan dibawahnya melalui penerjemahan instruksi.
Santri Aliayah kebawah; konsentrasi pendidikan dasar ponpes. Nyai Hj. Ashfiyah
Memfokuskan pada ketentuan-ketentuan pengembangan MA. AR-ROSYID melalui pengawasan Memberikan landasan :
• Pendidikan dasar ilmu-ilmu keislaman
• Pembelajaran diskusi
• Pembelajaran khitobah Memberikan landasan :
• Pengembangan teritorial keilmuan islam
• Pembinaan diskusi
• Pembelajaran kepemimpinan
Mahasiswa; konsentrasi pada pengembangan perkuliahan melalui penatan polafikir
Pengawasan terhadap pengembangan organisasi Memberikan ruang dan pengawasan :
• Mengembangkan retorika setiap keilmuan yang didapat dikampus
• Pendiskusian keilmuan
• Penataan organisasi Ruang konsentrasi :
• Masifitas pendiskusian nonformal disetiap tempat
• Pembelajaran organisasi mahasiswa
• Pembelajaran konsepsi jaringan
Semester 1 – 5; konsentrasi pada kegiatan akademik dan organisasi kampus
Pendataan administrasi dan masifitas pengembangan mahasiswa Pendataan administrasi dan masifitas keilmuan :
• Memetakan keilmuan santri mahasiswa
• Pembentukan dialektika keilmuan yang bersifat pengembangan
• Pendelegasian sebagai kepanitian dalam acara-acara seremonial ponpes

• Memfungsikan keberadaannya sebagai pengawas dan pembina santri Aliyah Penjaringan :
• Memetakan kelulusan (SMA, SMK/MA/ponpes)
• Masifitas pengembangan diskusi sebagaimana pemetaan keilmuan
• Transformasi jaringan keilmuan
• Pembelajaran organisasi
Semester 6 – 7; memimpin organisasi kampus/ ponpes. Nyai Hj. Ashfiyah
Penjaringan dan pemberdayaan Pemberdayaan :
• Pemberdayaan sebagaimana kredibilitas santri mahasiswa
• Menempatkan sebagai bagian dari kepengurusan ponpes Pemberdayaan :
• Pemberdayaan untuk merebut kekuasaan organisasi mahasiswa dalam dan luar STAI AR-ROSYID
• Pemberdayaan sebagai anggota organisasi alumni ponpes.

4. Relasi Patner
HUBUNGAN RELASI
YAYASAN PONPES ORMAWA
• Yayasan sebagai induk lembaga berfungsi sebagai pengawas dan memberikan kebijakan finis ketika lembaga dibawahnya tidak mampu menjalankan program yang telah dicanangkan. Namun hal ini bukan berarti yayasan dengan semena-mena memfonis lembaga dibawahnya mampu atau tidak sebelum melihat dengan teliti setiap pelaporan yang ditulis
• Yayasan tidak akan merasa sendiri dalam mengembangkan setiap rencana-rencana yang digagas.
• Yayasan bersifat selektif dalam memilih pelaksana kegiatan atau program. Hal ini akan didapatkan melalui rekomendasi yang diperoleh dari Ponpes dan Ormawa sebagai relasi dan patner pengembangan lembaga • Ponpes menjaring santri aliyah yang kemudian dapat direkomendasikan kepada Ormawa sebagai organisasi pengkaderan untuk pengembangan ponpes
• Ponpes sebagai lembaga penjamin mutu setiap pengurus ponpes melalui ,rekomendasi prestasi dari Ormawa
• Ponpes dapat memanfaatkan wawasan Ormawa untuk memberikan pembelajaran dan pengawasan terhadap santri aliyah dan mahasiswa (semester 1 – 5)
• Ponpes dapat memanfaatkan jaringan ormawa untuk kepentingan pengembangan (pendidikan, ekonomi, sosial dan politik) ponpes • Ormawa memberikan pengkaderan sebagaimana data administrasi yang diberikan oleh ponpes
• Ormawa dapat mengawasi setiap pengembangan keilmuan yang telah diberikan melalui ponpes
• Ormawa memiliki ruang pemberdayaan santri disetiap level agar terpetakan kemampuan dan ruang geraknya
• Terjadinya dinamisasi gerakan organisasi karena banyaknya jam dan ruang gerak santri disetiap level
• Ormawa dapat merekomendasikan santri mahasiswa (semester 6 - 7) untuk menjadi anggota pengurus alumni ponpes
• Ormawa dapat merekomendasikan sarjana untuk masuk dalam BPH (Badan Pengurus Harian) organisasi alumni

SNDP (Syarat Nilai Dasar Pergerakan) :
Setiap ruang gerak dimasing-masing lembaga harus saling mendukung, agar terjadi sinergitas gerakan yang akan mencetak lulusan berkwalitas. Terlebih para lulusan tersebut, seminim-minimnya dapat masuk pada organisasi alumni ponpes dan memberikan kontribusi (pendidikan, ekonomi, sosial dan politik) kepada lembaga. Bukan menjadi alumni yang liar karena tidak terkoordinasikannya organisasi ditiap-tiap lembaga.

E. IKAP…….
Lembaga pendidikan dikatakan berhasil mendidik pelajarnya bukan hanya dilihat dari nilai-nilai tertulis dalam angka-angka. Jauh dibalik penilaian harfiyah. Lembaga pendidikan bisa dikatakan berhasil ketika mampu memberdayakan pelajarnya untuk mengaplikasikan nilai-nilai harfiayah tersebut dalam kehidupan.
IKAP…… (Ikatan Alumni Pondok Pesantren Nyai Hj. Ashfiyah) merupakan organisasi yang bersifat independent dan mengikat bagi setiap lulusan Pondok Pesantren Nyai Hj. Ashfiyah (minimal MA. Ar-Rosyid) dalam rangka penerapan nilai-nilai keilmuan. Agar tercipta beberapa cita-cita lembaga :

1. Menjalin Komunikasi Alumni diberbagai angkatan kelulusan.
2. Menjalin Komunikasi timbal-balik (simbiosis mutualism) antara alumni dengan Pondok Pesantren Nyai Hj. Ashfiyah
3. Membangun kebersamaan untuk membangun Pondok Pesantren Nyai Hj. Ashfiyah yang lebih mandiri dan mampu menatap tatangan social
4. Pemberdayaan Alumni Pondok Pesantren Nyai Hj. Ashfiyah
5. Pengembangan kekuatan Pendidikan, Ekonomi Sosial dan Politik

F. Ruang Gerak IKAP……
PROGRAM RUANG GERAK
Pendidikan Ekonomi
Yang dimaksud Soft Desain adalah gambaran system pergerakan alumni dalam mengembangkan organisasi alumni dan Pondok Pesantren Nyai Hj. Ashfiyah. Baik bersifat aktif (pelaksana) maupun pasif (pengawasan) dengan titik tumpu kemandirian Pendidikan, Ekonomi, Sosial dan Politik, baik melalui usaha organisasi maupun pemanfaatan program pemerintah.
Koperasi Pemberdayaan kemandirian pengelolaan keuangan dan kewiraswastan Pembentukan koperasi dengan system nirlaba
Swakelola Pembentukan jiwa kewiraswastaan Pengelolaan perternakan, pertanian, home industri dan permodalan
Batsumasail Kajian tekstual dan kontekstual referensi-referensi Islam dan hal-hal yang terkait dengan pondok peantren Penerbitan buku




NB. : Master Plan ini tidak akan terealisasi ketika kita tidak punya keinginan untuk berubah atau selalu berfikir negatif terhadap hal-hal yang baru menurut kita, terlebih saling mencurigai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

masuk